Kamis, Juli 31, 2008

Tahun Baru... Tahun Kelahiran Seko Nol

Sekedar bersukur atas pertemuan ini, Tuhan

Paijo membaca benih yang tumbuh

menikmati kebersamaan dalam kesederhanaan


Sang Anak Gajah dan jimbenya


Terlalu larut kawan

Danang, kehadirannya dimuka bumi bertepatan dengan kelahiran Seko Nol

Pergantian tahun kuantar kau lewat kata-kata

Parjono dan puisi bahasa jawanya



Patuk, Gunung Kidul (Pergantian Tahun 2006-2007)



LINGKARAN AKU CINTA KAU

(Sawung Jabo)


Kini kami berkumpul, esok kami berpencar

Berbicara tentang kehidupanBerbicara tentang kebudayaan

Berbicara tentang ombak lautan
Berbicara tentang bintang di langit

Kami berbicara tentang Tuhan
Berbicara tentang kesejatian
Tentang apa saja


Malam boleh berlalu
Gelap boleh menghadang
Disini kami tetap berdiri
Disini kami tetap berpikir
Disini kami tetap berjaga
Disini kami tetap waspada
Disini kami tetap membuka mata
Disini kami tetap selalu mencari kesejatian diri


Alang-alang bergerak
Mata kami berputar
Seperti elang kami melayang
Seperti air kami mengalir
Seperti mentari kami berputar
Seperti gunung kami merenung


Dilingkaran kami berpandangan

Dilingkaran kami mengucapkan


Aku cinta padamu
Aku cinta padamu
Aku cinta padamu
Aku cinta padamu




yaa... malam ini kami hanya berkumul, memutar memori biologis kami, berbicara tentang pembentukan dan pertemuan kami lewat proses pemberontakan, yaa.. moment pergantian tahun yang sama kala 2004 bergulir menuju 2005 dalam acara perang puisi meski pada komunitas yang lain tapi ini kami jadikan titik awal pemberontakan dan pembentukan komunitas kami, merenungkan apa yang telah kami lakukan, berpikir untuk merencanakan atau sekear mengikuti proe kehidupn setelah ini. tak kalah pentingnya bagi kami bersukur kepada Tuhan telh menciptakan manusia, diantaranya kami inilah!


Buka Puasa bersama Anak-anak Gilangharjo

Ayooo Ade-ade kita main sombyong lagiii.......


Kenapa nangis Dek?..... huhuuu.... aku kasian liat mukanya Mas Pono..abis jelek sih....


Oooiii...Marley turun nanti jatuh loh! Ayo sini mas kalo berani, tak tembak loh..dor!

Gilangharjo, 15 Oktober 2006

Kawan-kawan Seko Nol telanjur cinta dengan anak- anak Gilangharjo, buktinya meskipun bulan panas-panas dibulan puasa (meskipun banyak yg gak puasa sebenernya) tapi kami dan anak-anak tetap ceria menanti beduk puasa bertalu sambil bermain permainan anak-anak tapi sayang cuma ini dokumentasi yang terselamatkan.
Ayo kawan-kawan yang masih punya dokumentasi apapun berkaitan dengan kegiatan Seko Nol segera kumpulkan!!!

Pentas Teater Anak Melikan, “API BUKAN TUHAN”

Suasana latihan sambil menunggu waktu buka puasa


Salahsatu anak yang berperan sebagai sahabat nabi



Panggung pementasan adalah rumah mereka yang runtuh akibat gempa


Meskipun make upnya serem tapi namanya juga anak-anak jadi tetap lucu

Melikan-Bantul, 13 Oktober 2006

Proses pendampingan teater untuk anak-anak Melikan ini terhitung proses dadakan namun karena kawan-kawan Seko Nol sudah terbiasa dengan hal yang berkaitan dengan waktu yang mepet maka proses pendampingan teater hingga pementasan yang hanya membutuhkan waktu kurang dari dua minggu ini pun tetap disanggupi oleh kawan-kawan, selain yang meminta adalah kawan kami tetapi yang lebih memicu kami bersedia melatih adalah kehebatan anak-anak Melikan itu sendiri.


Belajar teater diantara sisa-sisa puing rumah mereka, ditambah lagi sedang puasa dan dikejar waktu pementasan untuk peringatan Nuzulul Quran, hal ini tidak mengurangi sedikit pun semangat anak-anak untuk terus berlatih. Ada sekitar dua puluh anak yang terlibat dalam pementasan yang mengangkat tema tentang kesesatan manusia jaman jahiliyah yang memuja api, bukan Tuhan. Cerita yang mengambil setting jazirah Arab ini yang nota bene berbau nuansa padang pasir tidak membuat gentar bagian kostum, setting dan properti. Kostum disiasati dengan baju-baju yang biasa mereka kenakan untuk TPA, setting padang pasir diperkuat dengan peran kambing yang seolah-olah menjadi Unta meskipun empat membuat keonaran ketika pentas kambing tersebut terlepas lari menuju tim musik yang mendadak panik. Sementara nuansa padang pasir semakin diperkuat dengan permainan musik rebana yang dimainkan oleh anak-anak juga.


Proses pembuatan naskah dadakanpun dikerjakan secara keroyokan oleh Alyt, Pono, Bung Yos dan Sulis begitu juga saat memfasilitasi latihan teater. Kekaguman para orang tua terpancar ketika menyaksikan sendiri pementasan anak-anak mereka, begitu juga kami para fasilitator latihan. Pementasan sederhana ini menjadi pementasan akbar bagi anak-anak meskipun baru pertamakali mengikuti latihan terlebih mementaskan naskah teater anak namun mereka tidak ragu untuk ikut lagi dalam pementasan berikutnya, hal ini kami ketahui setelah selesai pementasan hampir semua anak bersedia ketika kami usulkan latihan untuk pentas kesempatan lainnya lagi.

Rabu, Juli 30, 2008

Hari Anak Nusantara bersama Anak-anak Gilangharjo

Horee… tim kami kalah…, loh kalah koq senang sih?... biarin yg penting senang...weeks


Hehehe… pipa kami gak bakal bocor karena udah kami tambal


Rame Ya.....

Nah kalo permainan ini kami sebut dengan Kereta Balon. Yaahh balonnya terbang!


Sungai Beracun kami seberangi hanya dengan selembar kertas koran, hebat kan!



Ahh, baca dulu korannya biarin aja yang lain kecebur



Lima tali, satu botol, satu tujuan; MENANG!



Yah tumpah deh airnya, gara-gara Mas Fredy nih!



Koq cuma dikasih sedotan sih Mas Fredy, minumnya mana?




Nih begini caranya main Bom Waktu, harus hati-hati



Yang haus.. yang haus.. ayo beli cuma gopek. Saya beli dua Mas, buat main pipa bocor



Cepetan dong tumpahin airnya, mbak Dita dah gak sabar tuh mau minum



Mas Qiting, airnya jangan diminum dong! Ini untuk mainan kami



Ade-ade kalau mbak Emily mau ikutan boleh gak?



Mantan anak-anak ini juga suka dengan bubur kacang ijo bahkan minta tambah!


Anak-anak berkumpul di rumah Pak Dukuh untuk menonton film DENIAS sambil menikmati bubur kacang ijo dan susu segar


Meskipun DENIAS menceritakan keadaan anak Papua sementara penontonnya anak Bantul tapi mereka memiliki kesamaan yaitu Anak Nusantara yang berhak untuk gembira di hari istimewa mereka


Gilangharjo-Bantul, 29 Juli 2007


Komitmen komunitas Seko Nol untuk menyebarkan keceriaan terutama bagi kecerian anak-anak Indonesia kami tunjukkan kembali. Meskipun program Trauma Healing yang kami tujukan bagi anak-anak korban gempa bumi Bantul telah selesai tapi kerinduan kami untuk bermain kembali dengan anak-anak tidak dapat kami bendung, akhirnya melalui momen Hari Anak Nusantara kami berupaya kembali menciptakan senyum manis anak-anak Gilangharjo. Lokasi yang kami datangi masih sama namun banyak perbedaan kondisi yang sangat signifikan disana. Semula kami hadir dilokasi dengan kondisi sekitar yang menyedihkan karena puing-puing rumah mereka yang menjadi bukti kehebatan guncangan gempa tapi ketika kami datang kembali disana, kini hampir semua rumah mereka telah kembali tegak dan layak huni.


Program yang kami jalankan kali ini tidaklah seberat ketika pertamakali kami datang di Gilangharjo, kami masih ingat betapa sulitnya memunculkan kepercayaan anak-anak bahwa mereka masih bisa tersenyum meski tertimpa musibah waktu itu tapi berkat kesabaran kawan-kawan dan ketangguhan mental anak-anak itu sendiri akhirnya keceriaan selalu muncul selama proses Trauma Healing, itu dahulu kala tapi kehadiran kami di Hari Anak Nusantara dengan tawaran berbagai permainan seru (pipa bocor, sungai beracun, bom waktu, seven up dll) selain itu juga ada acara nonton film anak “DENIAS” sambil menikmati bubur kacang ijo dan susu sehat, membuktikan bahwa acara Hari Anak bukan hanya milik anak-anak kota tapi juga seluruh anak Indonesia.


Sebenarnya bukan kami yang menghibur anak-anak Gilangharjo tapi kecerian anak-anak justru yang menghibur kami yang tidak bisa menjadi anak-anak lagi. Kawan-kawan Seko Nol tidak kalah cerianya menikmati kegiatan ini begitu juga orang tua anak-anak yang berterimakasih karena kami masih bersedia mau bermain dengan anak-anak mereka. Kegiatan ini dapat diselenggarakan karena didukung oleh kawan-kawan dari Komunitas Pocee Pro dan Moral Security yang merupakan kawan dekat kami yang juga peduli dengan senyum anak Indonesia.

Long March dan Temu Rakyat Yogyakarta, Hari AIDS Internasional

Long March dan Temu Rakyat Yogyakarta dalam rangka Hari AIDS Internasional
Yogyakarta, 2 Desember 2006

Rangkaian kegiatan yang didukung oleh seluruh elemen yang peduli terhadap Advokasi kesehatan bagi penderita HIV/AIDS, diantaranya PKBI DIY, KPAD, LP3Y, Yayasan Kembang, IHAP, Fak. Kedokteran UMY, PMI, Komunitas Gay, Waria, PSK, Anak Jalana.Pelajar dll, ini digelar sepanjang jalan Malioboro dimulai dengan Aksi Damai Long March dari Taman Parkir Abu Bakar Ali berjalan selain memberikan pita merah (red ribbon), bunga dan leaflet tapi juga berorasi menyuarakan aspirasi peningkatan kepedulian masyarakat Jogja terhadap HIV/AIDS dan meminta ada kebijakan publik dari Pemda DIY agar peduli terhadap ODHA (Orang Dengan Hiv/AIDS), berjalan menuju Gedung DPR, sempat berhenti didepan Mall Malioboro, Kepatihan dan berakhir di Monumen SO 1 Maret.


Mengapa Komunitas Seni Seko Nol turut dalam Aksi ini?
Pertanyaan ini sudah pasti terjawab karena komunitas seni ini tidak hanya sekedar komunitas yang cuma menikmati dunia seni semata tetapi kami sepakat dengan upaya kami lewat jalur seni maka penyampaian informasi dalam hal ini mengenai HIV/AIDS akan lebih efektif karena masyarakat sudah bosan mendengar ocehan belaka, selain itu juga keterlibatan kami juga sebagai bentuk solidaritas terhadap kelompok-kelompok yang mempunyai resiko tinggi terkena dampak HIV/AIDS.


Kami juga sadar komunitas in harus bergandengan dengan elemen masyarakat lainnya untuk mewujudkan upaya kami dan yang gak kalah pentingnya juga sebagai media informasi bahwa kami juga akan ada pementasan Wayang Wong Edan dengan Lakon “ Arjuno ke Taman Memolo” yang akan digelar di dua lokasi yaitu Srimartani, Piyungan pada tanggal 5 Desember 2006 dan Ganjuran, Sumbermulyo Bantul, 7 Desember 2006, merupakan salahsatu upaya kami menghibur masyarakat Bantul yang masih merasakan akibat gempa bumi tetapi juga menyampaikan informasi dasar mengenai HIV/AIDS dengan tontonan segar.





Komunitas Seko Nol yang dekat dengan LSM yang bergerak dibidang Advokasi HIV/AIDS


YS, perwakilan komunitas Waria yang meneriakan suaranya,
MAJU TAK GENTAR!

Alyt, Emily dan Ofy, istirahat sejenak setelah Long March bersama peserta lainnya


Temu Rakyat Yogyakarta, Komunitas Seko Nol membuktikan diri untuk peduli dan terlibat dalam perjuangan mengatasi HIV/AIDS

Bukan sekedar poster belaka tapi ini suara hati kami, jadi mohon dengarkan kami!



Disaksikan patung pejuang Jogjakarta, Deklarasipun kami gemakan, kami pun tetap berjuang wahai pahlawan


Kami juga percaya Jogja masih Nyaman bagi ODHA

Pelajar dan Mahasiswa pun peduli
Long March dalam rangka Hari AIDS Sedunia (International AIDS Day)

Komunitas Gay, Waria, PSK dan Anak Jalanan menyuarakan aspirasi mereka


Mami Vinolia tokoh sekaligus ikon perjuangan Waria menghadapi HIV/AIDS


Berada didepan sebagai dukungan dan kepedulian



Kamis, Juli 24, 2008

Profil dan Program

Profile Penduduk SekoNol

Aliyth Prakarsa, alias Alyt alias Koelit Ketjil
Pemuda asal Banten ini akhirnya lulus juga dari salah satu kampus di Yogyakarta berlogo matahari alias UMY, kuliah ambil dua Fakultas sekaligus; (Fakultas Hukum dan Fakultas Kantin) terakhir ambil S2 Program Ekstensi di ULM (Universitas Lek Man) Fakultas Angkringan Jurusan Teh Manis (just kidding) namun sedang proses pengabdian masyarakat menjadi Guru Honorer (Honornya cuma Sepeser) alias Guru Bantu (ato Pembantu Guru ya?) disalahsatu Sekolah Dasar di kampung halamannya (yg ini beneran). Proses pemberontakannya dengan beberapa kawan-kawan yang semula bergabung dengan Sanggar D2.1 yang dikelola oleh Seniman dari Perancis yang kemudian akhirnya membentuk Komunitas Seni SekoNol ini. Jauh dilubuk hatinya sebenarnya masih ingin mencuri ilmu teater dari Guru Teater Seniman Perancis itu itu tapi apa daya jiwanya terlanjur memberontak. Tak hanya dengan SD2.1 tapi juga dia melancarkan pemberontakan terhadap jalur gerakan LSM tempat bekerjanya dulu, itu sebabnya dia mengusulkan lambang SekoNol berupa janin yang hidup dengan cinta. Ciieeee. Bersama SekoNol dia merasa telah menemukan satu dunia baru yang bebas dan cinta kehidupan tapi yang terpenting jauh dari segala macam bentuk penjajahan (uuhh daleem bok!).
Untuk mengetahui lebih jelas siapa beliau dapat lihat di: www.timoerlaoetnoesantara.blogspot.com atau
www.facebook.com trus ketik koelit ketjil pada kotak search




Wiyoso alias Bung Yos
ABG expire date (kawakan) ini asli Gedongan daerah Kasongan Bantul, sedikit aneh sih, secara seluruh orang di Indonesia Raya aja tau Kasongan adalah tempatnya kerajinan gerabah tapi dia tetep kekeh bergelut dengan kerajinan kayu. Masih bujangan karena belum ada satu perempuan pun yang dapat menggantikan peran mesin bubut tercintanya tapi kalo soal urusan property panggung serahin aja dengan Bung Yos, pokok men beriiis asal ada unsur kayunya. Rumah Bung Yos lah saksi sejarah pemberontakan dan penyusunan strategi kudeta para gerilyawan hingga sepakat membentuk Republik SekoNol. Keaktifannya selama berproses dalam SekoNol juga dimanfaatkan sebagai jembatan penghantar jodoh, yaa siapa tau aja gitu looh! Sekalinya dapat jodoh 2 orang lagi kayak Arjuno gitu, bojo pertama bule ostrali. cantiknya mirip Sembodro… ckk ckkk ckk tapi sayang cuma dalam peran aja, apesnya lagi bojonya satu lagi waria! lebih apes lagi kena HIV gara-gara itu! Jan Apes tenan tapi cuma dalam peran loh.

Ofy Nurhansyah alias Anak Gajah
Gimana gak disebut Anak Gajah, tampang sih imut kayak anak-anak tapi ukuran badannyaitu loh yang hampir ngalahin anak gajah beneran! Padahal makannya sedikit sih tapi nambahnya yang banyuuak! Mungkin karena lahir di Lampung tapi besar di Tegal (kebayang gak, ada gajah ngomongnya ngapak-ngapak?). Dulu dia aktif di teater remaja milik sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantoro (Teater TEMA SMA Taman Madya) tapi sekarang kecewa karena `tidak dianggap` sebagai senior padahal dia yang ciptain lagu kewajiban teater itu loh (tapi gak ada hak ciptanya). Kekecewaanya terhadap bule kanca wingkingnya membuat dia terlibat dalam pemberontakan dan pembentukan SekoNol, karena dirasa ilmu teater dari bule itu gak cukup sekarang dia menimba ilmu di sumur miring di Kampus Seniman Yogyakarta (ISI) yang isinya orang top markotop itu. Keceriaan dalam komunitas SekoNol banyak diprovokasi olehnya, dia juga yang pertama kali meneriakan KITA SEMUAA…BERGEMBIRAAA…. Tapi lagi-lagi karena gak ada hak patennya, akhirnya dipake juga oleh Yayasan yang didirikan oleh Tante-tante.
Mau tau sisi lain Ofy, liat aja
www.friendster.com trus cari melawanmimpi@yahoo.com atau langsung aja http://profiles.friendster.com/73377368

Pak Rus dan Ibu Rus,(sungkan kasih gelar pada mereka)
Mereka adalah orang tua bagi penduduk SekoNol yang sedang dalam pelarian kejaran seorang bule, pernah berusaha mendamaikan sengketa ini tapi begitu mengetahui karakter asli bule itu akhirnya jadi gabung dengan SekoNol. Selama mereka ikut berproses teater, kesejahteraan dan kemakmuran penduduk SekoNol selalu terjamin karena pasti bawa makan dan minuman sehat dan bergizi dengan syarat mereka boleh pake sendal kalo latihan di ASDRAFI atau Pendopo Tamsis soalnya gak biasa tersentuh lantai keramik maklum udah sepuh, tapi meskipun begitu mereka selalu hadir disetiap kegiatan kesenian, jadi kalau kita berkunjung kerumah mereka pasti kita minta ijin anak mereka untuk ngajakin keluar Bapak&Ibunya (kebalik ya, umumnya kan kita minta ijin ortu). Sebagai Guru SMP 1 Kasihan Bantul, Pak Rus akhirnya berhasil mendapat pengakuan Kepala Sekolahnya dan diangkat menjadi Pembina Teater terlebih setelah murid-muridnya menjadi Juara Pertama dalam Lomba Teater tingkat pelajar setelah didampingi kawan-kawan SekoNol


Sulistio Budi pemuda asli Sleman ini jangan dipanggil Budi karena dia bukan Adiknya Wati atau Kakaknya Iwan, cukup panggil Sulis tapi karena dia trauma dengan kucing sampai-sampai dia memanggil pawang macan untuk mengusir kucing yang nyasar dirumahnya, akhirnya kawan-kawan memberi gelar `kucing` padahal dulu tampangnya sangar,gondrong gimbal lagi eh takut kucing. Suatu saat jika ada kesempatan kawan-kawan akan memberikan dia hadiah ulang tahun berupa anak kucing. Meskipun begitu kemampuannya cukup handal sebagai konseptor maka dia diperlukan di SekoNol. Dikampusnya dia juga aktif dalam Teater Senthir (Univ. Wangsa Manggala) yang hanya diterangi oleh lampu teplok, selain itu juga dia adalah aktivis pembela anak jalanan pada LSM PKBI di jogja.


Untung Putra Widodo, kepinginnya sih dipanggil Putra Kiyut tapi gak ada satu pun yang sepakat karena kelahirannya yang unik tidak melalui proses umumnya manusia lahir maka dia mendapat gelar sebagai manusia lepeh, atau kalau kawan-kawan merasa kasihan cukup panggil Untung aja, biar bawa hoki.
Remaja satu ini hasil blasteran Jogja dan Jakarta itu sebabnya sering pake bahasa `gue-elu, monyet gue kaye elu, kelaut aja lu sono!` Proses pemberontakannya dan bergabung dengan komunitas ini harus berakhir karena Untung tidak beruntung dalam dunia pendidikan akhirnya dia ditarik ke jakarta agar proses pengawasan ortu lebih ketat dan naik kelas tentunya, bhakan info terbaru dia berhasil masuk kampus Univ Indonesia. Keterlibatannya dalam awal proses pembentukan dan pementasan pertama SekoNol juga proses berkesenian yang hanya beberapa kali saja dia terlibat tapi kehadirannya cukup memberi kecerian bagi kawan-kawan karena dia jadi pusat hinaan dan celaan dalam komunitas ini tapi dia gak pernah marah karena ini satu-satunya cara bagi kami untuk menunjukkan rasa sayang kami kepada dia, maaf kami gak punya cara lain kecuali mengejek kamu. coba kontak dia lewat friendsternya di http://profiles.friendster.com/37045021

Danang, cukup Danang saja tanpa alias
Pemuda jogja ini memiliki postur tubuh semampai (Semeter hampir tak sampai). Keterlibatannya dalam komunitas ini dipicu akibat pemberontakan yang sama, tapi prosesnya bersama dengan SekoNol juga tak panjang, sama seperti postur tubuhnya itu, ini dikarenakan kesibukannya menjadi Guru Lukis Anak-anak pada suatu Sanggar Lukis Pratista di daerah dekat jembatan Kewek Jogja. Dia pernah protes dan hampir merusak proses latihan hanya karena iri mendapatkan peran sebagai figuran sementara si Untung saingannya mendapatkan keuntungan lebih dari perannya tapi semua dapat diselesaikan secara kekeluargaan, sebenarnya persaingan ini dipicu karena kedekatan Untung terhadap pasangan mainnya yang kebetulan Danang menaruh hati tapi sayang kasih tak sampai. Meskipun jarang terlibat dia pasti datang diacara akhir tahun yang diadakan SekoNol karena ultahnya berbarengan dengan ultah SekoNol

Riska, alias Harti
Nah gadis asal Banten inilah salah satu penyebab insiden Danang vs Untung. Mahasiswi Jurusan Sastra disalah satu Kampus Pendidikan dijogja ini pun kehadirannya tak langgeng dalam setiap proses SekoNol. Kecentilannya dalam peran sebagai tokoh utama dalam pentas pertama masih dia rindukan untuk dapat terjadi lagi dalam proses teater berikutnya tapi sayang hal itu tidak terjadi lagi mungkin karena kesibukannya menyelesaikan skripsi yang tak kunjung selesai.

Hesti, sering minta pengakuan sebagai `Hesti-Dee` mungkin ingin menyamai Dewi `Dee` Lestari yang sukses bikin Novel.
Mahasiswi Kampus Seniman Yogyakarta (Institut Seni Indonesia), jurusan Teater ini juga kemudian lama menghilang setelah awal pembentukan SekoNol, katanya sih karena kebanyakan pentas dikampusnya ada juga info dia hamil trus melahirkan, tapi walau bagaimanapun kehandalannya dalam memerankan sebagai PSK saat di kampus AKPRIND membuat dia dikira PSK betulan, dasar aja mata mahasiswanya yang gak kuat liat dia.

Pono, nama panggilannya banyak; Burisrowo, sita, gondrong, gimbal, narator, cuk, tengeng dan Inuyasa.
Pemuda Kasongan ini juga punya segudang kegiatan seperti Pengrajin Gerabah, Guru Honorer, Kru Yayasan Bagong, Aktif di Komunitas Boneka Raksasa, penasehat Pak RT, pernah aktif juga di Yayasan Pandega Center Yogyakarta, hampir aktif juga di LSM tempat kerja Sulis tapi apa daya umur kadaluarsa saat mendaftar. Sejak gabung dengan SekoNol dalam proses pendampingan teater untuk anak korban gempa (padahal dia juga korban gempa) akhirnya dia terus aktif dalam pendampingan teater anak diberbagai dusun-dusun di daerah Bantul. Kelemahannya dalam menentukan pilihan pendamping hidup karena kebanyakan perempuan yang jadi sasaran membuat dia masih bingung mencari cara menghindar dari teror para perempuan. Kawan-kawan masing-masing mempunyai pilihan perempuan tersebut dan mendukung agar dia jadi dengan pilihan mereka itu tapi gak ada yang berhasil. Burisrowo kan senengnya nyulik bojone orang, bule lagi, tapi meski serem gitu dia pernah kehilangan kebo sak kandang-kandange!

Adi Trisnanto, alias Kriting ato Qiting (pasti udah tau dong gimana rambutnya? Gak mungkin rebonding lah!)
Awal–awal gabung dalam komunitas ini dia menutupi jati diri dan statusnya tapi karena ada kesamaan perpaduan fisik antara dia dengan seorang perempuan yang dia bilang `temen` yang terlihat dalam diri seorang bocah cilik yang lucu yang dia akui sebagai `adeknya` tapi kok bilang `ayah ayo pulang`, kawan-kawan akhirnya mengetahui status mereka tanpa perlu Tes DNA! Terakhir statusnya dengan mereka telah selesai. Semangatnya yang luar biasa dalam berorganisasi yang baginya merupakan dunia baru yang belum pernah dia masuki sebelumnya, membuat roda pergerakan komunitas ini cukup dinamis. Kurang cukup puas berorganisasi pada satu tempat akhirnya dia gabung kedalam sebuah LSM PKBI meskipun kecewa lalu keluar, selain itu aktif dalam Yayasan yang sama seperti Pono ikuti, bahkan aktiv dalam pembentukan EO yang layu sebelum berkembang. Sampai saat ini dia masih menjadi Mahasiswa di ULM (Universitas Lek Man) dan atlit futsal jenaka. Prinsip hidupnya adalah `DIUDARA AKU BERJAYA, DIDARAT AKU BUAYA`, buaya keriting yang doyan pecel lele dan kebo sak kandang-kandange. Awas ada Inuyasa Bung!
coba liat ini kl mau tau Adi... http://profiles.friendster.com/adikriting

Emily Rowe biasa dipanggil; Emeli, Em, Sembodro atau Gadis Ostrali (ssst tapi kalo dia gak ada loh)
Warga Negara Australia asli ini orang yang baik hati, komunitas SekoNol jadi bisa menjalankan Program Trauma Healing bagi anak korban gempa selama 4bulan dan kegiatan lainnya berkat luasnya jaringan dan kenalannya diluar negeri (secara dia juga orang luar negeri) yang bersedia menjadi donatur bahkan dia secara khusus mengajak dosennya dari ostrali sono untuk ikut latihannya Seko Nol walaupun cuma semalam, setelah itu pulang and....kasih dana tentunya. Kehadirannya di jogjakarta dalam rangka aktivitasnya di LSM PKBI DIY dan proses penyelesaian studi S3nya dari kampusnya di ostrali sono tapi akhirnya dia kepincut dengan visi misi SekoNol yang berusaha menciptakan senyum anak Indonesia lewat kesenian. Keaktifan dan kedekatannya dengan anak-anak dampingan korban gempa membuat dia selalu kangen dengan anak-anak Bantul meskipun dia sudah pulang ke negaranya untuk garap skripsi S3nya, kawan-kawan pun jadi sedih karena gak diajak Emily ke ostrali.
Bagi yang kangen dengan Emily bisa klik di
www.facebook.com trus ketik Emily Margaret Snowball pada kotak search.
Monique Van De Harst atau cukup panggil Monik
Kawan akrab Emily ini merupakan orang penting pada Lembaga Pelatihan Bahasa Inggris Real English di Yogyakarta, keakrabannya dengan Emily akhirnya mempertemukan dengan kawan-kawan di Seko Nol. perhatian dan bantuannya dalam proses Trauma Healing untuk anak korban gempa sangat membantu kami tidak hanya berupa bantuan logistik dan peralatan sekolah tetapi dia juga ikut aktif beberapa kali bahkan menurunkan beberapa staff pengajarnya seperti Siska, Natasya, Emile dll. Ada sedikit cerita lucu ketika dia dan teman-temannya yang hendak ikut turun langsung kelokasi pendampingan di Gilangharjo Bantul, mereka nyasar cukup jauh, katanya sekitar 8 kiloan nyasarnya ini karena kesalahan kawan kami yang sedikit ceroboh menjadi navigatornya. hehehe.. tapi mereka sangat disukai oleh anak-anak Gilangharjo. mau tau lebih lanjut tentang Monik, bisa kontak sendiri di http://www.facebook.com/ trus ketik Monique Van De Harst di kotak search

Rehana Abraham, alias bule Afrika Selatan tapi Anak-anak Pundong Bantul lebih senang panggil dia banteng gimbal karena percing dihidungnya dan rambutnya.
Orang Afrika tapi bule ini penampilannya sangat unik, banyak paduan warna pada pakaiannya tapi juga sangat banyak membantu SekoNol dalam proses Trauma Healing meskipun dia lebih memilih didaerah Pundong saja, perempuan yang aktif dalam organisasi Mother Tongue yang merupakan kumpulan perempuan yang bergerak dibidang pemberdayaan perempuan lewat jalur seni ini banyak menghabiskan waktu dalam berteater dan berkeliling keberbagai penjuru dunia sampe akhirnya mentok dijogja. Awal pertemuan dia dengan komunitas ini ketika seharusnya dia memberikan workshop teater dimana ada beberapa kawan yang sudah daftar tapi gempa bumi di Bantul membatalkan namun ada kesamaan visi misinya dalam menanggulangi korban gempa bumi terutama untuk anak. Kawan-kawan kesulitan melacak keberadaan dia dan suaminya yang dari Inggris itu, entah masih dijogja atau sudah dideportasi?
kamu bisa lihat aksi dia di www.mothertongue.co.za
Khanisius alias khan alias Tembelek
Pemuda Laranthuka bagian Timur Indonesia ini sangat aktif ketika program Trauma Healing, semua anak-anak suka kepadanya... maksudnya suka manggil dia "Mase koyo tembelek!" pasti dia akan tertawa gak bisa berhenti, sebelum ada petir lewat gak akan berenti. sumpeh gue bohong!!! mungkin dia masih terdaftar sebagai mahasiswa di Univ. Kristen Duta Wacana Yogyakarta kalau belum di D.O sih


Dita 1 alias Perawan Bantul (PB) tapi dah gak perawan lagi karena hampir melahirkan anak
Mantan perawan Bantul ini bergabung dengan SekoNol akibat hikmah yang bisa dipetik dari kejadian gempa, bahkan meminta secara khusus kepada kawan-kawan SekoNol untuk dapat mendampingi pelatihan teater bagi anak-anak disekitar kampungnya meskipun kami latihan disisa puing-puing rumahnya yang rusak akibat gempa. Keberadaannya dikomunitas ini mengakibatkan para ABG kadaluarsa saling berebut perhatiannya tapi sayang kepergiannya ke kota lain dan pulang kembali kekampung halaman dengan lelaki pilihannya membuat mereka menghentikan taktik gerilya mereka.

Dita 2, karena ada dua nama yang sama dikomunitas ini terlebih mereka dari kampung yang sama maka disepakati untuk memberi nomor tapi ada sedikit perbedaan fisik maka Dita 2 sering dipanggil dengan sebutan Dita Endut
Awal prosesnya bersamaan dengan bergabungnya Dita 1 dalam komunitas ini, Keaktifanya dalam karang taruna dan takmir masjid dikampungnya terutama untuk kegiatan anak kecil membuat dirinya merasa cocok dengan komunitas ini. Keterampilannya dalam mempermak wajah dan mencari kostum banyak membantu kelancaran pementasan.

Pengkit, hampir semua kawan-kawan tidak mengetahui nama aslinya karena mungkin ketika dia lahir tidak dibuatkan akta kelahiran oleh orang tuanya.
Pemuda jogja satu ini cocok untuk memerankan tokoh pemabuk mungkin karena pengalaman sehari-hari ya! Terlihat saat memerankan Buto Pemabuk dan terutama dalam film indie tentang Anti Pekat yang dia sutradarai sekaligus jadi pemainnya, editingnya dan pimpro juga (maruk banget mas), aktingnya itu membuat dirinya dicurigai oleh pihak Kepolisian yang diundang dalam acara Launching Filmnya itu. Masih juga aktif dalam proses pembuatan film indie lainnya, ambisinya ingin dapat sejajar dengan Garin Nugroho

Gombloh, kawan-kawan juga pasti lupa dengan nama aslinya
Maka jangan heran kalau kawan-kawan naik Bus Trans Jogja dan turun disalah satu shelternya pasti gak akan nemuin petugas dengan nama Gombloh karena dia pasti pake nama aslinya saat kerja disitu. Fisiknya yang hampir sama dengan tokoh Semar maka kawan-kawan sepakat memilih dia untuk memerankan tokoh Semar tapi gak bisa bilang `mbegegek ugek-ugek wel-wel gedebleehh` halah mas-mas!

Windo-Windi, Mereka berdua kembar banyak kegiatan SekoNol yang terdokumentasikan baik secara visual maupun audio-visual oleh mereka tapi sayang hasilnya gak pernah bisa dilihat oleh kawan-kawan SekoNol karena setiap kali diminta pasti ada aja alasannya, gak tau kemana rimbanya dokumentasi kita.

Parjono, Kechuk, Paijo, Sukir dan Chino, Kumpulan pemuda Kasongan ini terlibat diberbagai prosesnya SekoNol tapi selalu dibalik layar kadang-kadang bantuan mereka hanya berupa doa saja tapi mereka bisa diandalkan kok.


Gama&Nurul (Aktivis HIV/AIDS), Dini, Joko, Rosa, Sutris (Teater Senthir), Wahyu (Waria), Agung (Anjal) mereka tidak pernah terlibat dalam urusan intern komunitas seni ini tapi totalitas mereka selama proses dan pementasan Perawan Suci tidak dapat diragukan lagi, mereka rela menyisihkan waktu untuk sama-sama berlatih di ASDRAFI.
Adapun event-event yang telah dilaksanakan Seko Nol diberbagai daerah adalah:

Ø Mengadakan Penggalangan Dana untuk korban Kemanusiaan gempa Bumi dan Tsunami Aceh dan Nias berkolaborasi dengan Seniman Pantomim Jemek S dan kerjasama dengan LSM SPI. 27 Desember 2004- Januari 2005

Ø Pementasan naskah Judul “Perawan Suci“ 2005.
Lokasi; Kampus IST Akprind (Yogyakarta ).
Yang ikut proses:
Dewi (Mahasiswa IST Akprind), sebagai; Sutradara dan Penulis Naskah
Alyt (Aktivis HIV/AIDS), sebagai; Pak Paimin dan Waria PSK
Sulis (Aktivis HIV/AIDS), sebagai; Mahasiswa tukang Demo
Gama (Aktivis HIV/AIDS), sebagai; Den Baguse
Nurul (Aktivis HIV/AIDS), sebagai; Istri Paiman
Rizka (Mahasiswa), sebagai; Harti
Untung (Pelajar SMP), sebagai; Ponirin
Pak Rus (Guru SMP), sebagai;
Ibu Rus (Ibu RumahTangga), sebagai;
Ofy (Mahasiswa ISI), sebagai; Peronda
Wahyu (Aktivis Waria), sebagai; Waria PSK
Joko (Mahasiswa UWM), sebagai; Waria PSK
Hesti (Mahasiswi ISI), sebagai; PSK
Danang (Guru Lukis Anak), sebagai; Siluet Anjing
Agung (Anak jalanan), sebagai Siluet
Rosa (Mahasiswi UWM), sebagai; PSK
Dini (Mahasiswi UWM), sebagai;
Bung Yos (Pengrajin Kasongan), sebagai; Setting n Property
Sutris (Mahasiswa UWM), sebagai; Lighting
Dini Tetra (Mahasiswi UWM), sebagai; Make Up
Windo (MahasiswaUWM); sebagai; Dokumentasi


Ø Performance Art Hari Kartini (tribute to mbok-mbok buruh gendong), Pasar Beringharjo, Yogyakarta 21 April 2006.
Yang ikut berproses;
Alyt, Ofy, Pak Rus, Ibu Rus, Rizka, Untung, Murid-murid SMP 1 Kasihan dan SMP Taman Madya, Pemusik (Teater Senthir)

Ø Happening Art peringatan Hari Bumi, kolaborasi dengan Didi Nini Towok, Depan Gedung Agung-Malioboro, 22 April Yogyakarta, 2006.
Yang ikut berproses;
Alyt, Ofy, Pak Rus, Ibu Rus, Rizka, Untung, Murid-murid SMP 1 Kasihan dan SMP Taman Madya, Pemusik (Teater Senthir)

Ø Happening Art, ”Potret Buram Pendidikan” dalam rangka HARDIKNAS, Kolaborasi dengan Teater Terkam AKPRIND, Lokasi; Sepanjang Tugu – Malioboro, Yogyakarta, 2 Mei 2006.
Yang ikut berproses;
Alyt, Ofy, Untung, Danang, Manto (Anak Jalanan), TERKAM (Chimz, Irul, Jaya, Ali, Zul, Hemi, Huget)

Ø Happening Art ”Tembok Stigma” dalam rangka Malam Renungan Aids Nusantara (PKBI, KPAD, KEMBANG, Surviva Paski, Forum LSM HIV/AIDS Yogya) 28 Mei, Alun Alun Utara, Yogyakarta, 2006.
Yang ikut berproses;
Alyt, Ofy, Fikri (Anak Wayang), Bung Yos, Sukir, Sulis

Ø Happening Art, penggalangan dana untuk korban gempa DIY, Tegal, Juni 2006.
Yang ikut berproses; Ofy

Ø Klinik Senyum & Trauma Healing for Children, Desa Gilangharjo, Desa Soka, Desa Pleret, Desa Bulu, Kasongan, Bantul, Juni - Oktober, 2006. Program Penanggulangan Trauma bagi Anak Korban Gempa dengan melakukan (Distribusi bantuan logistik dan makan bergizi, Workshop Teater & Perkusi, Fun Games, Pentas Teater Anak, Mendongeng, Pemutaran Film)
Yang ikut berproses;
Alyt, Dewi, Sulis, Ofy, Pono, Adi Qting, Bung Yos, Emily Rowe (Australia), Rihana (Afrika Selatan), Natasha, Emilie (Australia), Kechuk, Pengkit, Gombloh, Dita, Dhita Endut, Parjono, Sukir, Chino, Hemi, Chimz, Bang Put, Ali Sesat, Agam, dll

Ø Buka Puasa dan Fun Games bersama Anak-anak Gilangharjo. Lokasi; Gilangharjo-Bantul. 15 Oktober 2006.

Ø Pendampingan Teater Anak di desa Melikan Bantul dalam rangka Nuzulul Quran, di Dusun Melikan Kec. Bantul, 7-14 Oktober 2006
Yang ikut berproses;
Alyt (Sutradara dan Penulis Naskah)
Pono (Penulis Naskah pelatih dan Make Up)
Bung Yos (Penulis Naskah dan Property)
Adi Qting (Pelatih dan MakeUp)
Sulis (Pelatih)
Dewi (Make Up)
Dita PB (Kostum n Logistik)
Dhita Endut (Kostum n Logistik)

Ø Turut aktif dalam Aksi Longmarch dan Kegiatan Temu Rakyat Yogyakarta dalam rangkat Hari Aids Sedunia (PKBI, KPAD, FK UMY). Lokasi; Taman Abu Bakar Ali, DPRD dan Monumen SO 1 Maret, Yogyakarta. 2 Desember 2006
Yang ikut berproses;
Alyt, Dewi, Emily, Ofy, Adi Qting, Dhita Pb, Lina, Sulis.

Ø Pementasan Wayang Wong Edan Judul ”Arjuna Ketaman Memala” Dalam rangka kampanye Hari AIDS Sedunia. Lokasi; Srimartani dan Bambanglipuro, Bantul-Yogyakarta), 5 -7 Desember, 2006
Yang ikut berproses;
Alyt, Sebagai; Srikandi
Pono, Sebagai; Burisrowo
Bung Yos, Sebagai; Arjuno
Adi Qting, Sebagai; Cakil
Sulis, Sebagai; Gatot Kaca
Emily, Sebagai; Sembodro
Pengkit, Sebagai; Citraksi
Gombloh, Sebagai; Semar
Ofy, Sebagai; Narada
Dewi, Sebagai; Emban1
Dita PB, Sebagai Emban2
Dhita Endut, Sebagai; Wartawati
Lina, Sebagai Emban 3 dan Wartawati

Ø Apresiasi Seni, Renungan dan Syukuran Ulang Tahun SekoNol. Lokasi; Patuk, Gng. Kidul. 1 Januari 2007
Yang ikut berproses;
Alyt, Dewi, Ofy, Danang, Adi Qting, Paijo, Bung Yos, Parjono, Kechuk, Pengkit, Gombloh, Dita Pb, Dhita Endut.

Ø Happening Art peringatan Hari Kartini dan Hari Buruh Internasional. Lokasi; Pasar Beringharjo Yogyakarta, April 2007.

Ø Fasilitator Outbond dalam kegiatan Up Grading Pengurus KLASILIYO. Lokasi; Kaliurang Yogyakarta, Agustus 2007
Yang ikut berproses;
Alyt, Dewi, Adi Qting, Pono, Bung Yos

Ø Pendampingan Teater bagi Murid SMP 1 Kasihan dalam Lomba Teater Tingkat Pelajar se DIY, berhasil mendapat Juara I. 2007
Yang ikut berproses;
Sulis, Pono, Bung Yos, Pak Rus, Ibu Rus, Pengkit, Gombloh

Ø Workshop Teater untuk Anak Jalanan. Lokasi; Parangtritis Yogyakarta. 2007
Yang ikut berproses;
Alyt, Adi Qting, Sulis, Gebluk, Pono, Bung Yos, Pengkit.

Ø Peringatan Hari Anak Indonesia (Pemutaran Film dan Fun Games). Lokasi; Gilangharjo, Bantul. Juni 2007
Yang ikut berproses;
Alyt, Dewi, Emily, Fredy, Adi Qting, Tunggal, Mala, Dayak, Wawan, Dhita, Pono, Bung Yos, Pengkit.

Selasa, Juli 22, 2008

Pentas Wayang Wong Edan

Eeee... Buto Cakil ... Petakilan..

Mau berburu nih Jeng?


Professional Make Up Artist (Mbak Yeye) lagi sibuk




Wooow... Udhel mu SEXY bro!.. Heehhee lu belum tau ada yg lebih sexy dr itu (Endok mu! paling Qiting komentar gitu)


(Dewa Narada lagi marahin Arjuno yang Nakal suka jajan sembarangan)



(Wah Kalo Sembodro-nya Bule cantik gini pasti jadi incaran para penculik termasuk Burisrowo)



(Kalo Arjuno suka tidur disaat genting begini mana bisa diandalkan!)






(Sayang ya Kang, Diajeng Sembodro sudah dideportasi ke Australia)

(Gak cuma dalam Peran, Arjuno satu ini kebanyakan target. tentukan pilihan dong!)

(Maklumlah Sembodro import jadi gak doyan nginang)


(Mas, Eh Mbak... make upnya belum selesai tuh.. serem)



(Gara-gara Make Up kelamaan Arjuno jadi masuk angin... kerokan deh)


(Mau tau muka ku sebelum di make up? Weeks)

(Ini Susu Aku mana punya kamu!)






(Gatot siap beraksi Oom)


Pementasan Teater Wayang Wong Edan dengan lakon “Arjuno ke Taman Memolo”
Srimartani, Piyungan (5 Desember 2006) dan Ganjuran Sumbermulyo (7 Desember 2006) dalam rangka Hari Aids Sedunia


Masyarakat Bantul perlu hiburan dan lebih dari itu mereka juga perlu informasi seputar HIV/AIDS. Wayang Wong Edang mengambil konsep Goro-goro yang biasa ditampilkan dalam Kesenian Ketoprak atau Wayang Kulit, kami sadar bahwa jika menyampaikan informasi seberat HIV/AIDS akan sulit dicerna oleh masyarakat awam terlebih mereka masih trauma akibat bencana gempa bumi karenanya kami berupaya merancang suatu bentuk kolaborasi hiburan-informasi (info-tainment) ini karena masyarakat butuh hiburan segar.



Kisah yang diambil seputar kehidupan Arjuno yang dalam dunia pewayangan terkenal sebagai Play Boy, memiliki dua orang istri (yang ketahuan, yang gak ketahuan entah berapa). Kehidupan Arjuno ini menurut kami cukup beresiko tinggi terkena HIV/AIDS, mungkin karena jaman dulu tidak mengenal HIV tapi bukan berarti HIV tidak ada.
Lewat guyonan segar kami berharap informasi tentang HIV/AIDS dapat tercerna, tokoh Arjuno (Bung Yos) yang muncul dengan kondisi sakit-sakitan lemah, letih dan sering minta kerokan istrinya Sembodro yang diimport langsung dari Australi (diperankan Emily) dan Srikandi (Alyt terkesan seperti waria disini) memberikan sebuah nuansa kecerian tersendiri. Kondisi Arjuno yang semakin menyedihkan ini akhirnya membuat repot Dewa Narada (Ofy dengan logat ngapaknya) yang terpaksa harus turun dari kayangan dan dibantu dengan Semar (postur tubuh Gombloh cukup mendukung) yang memberikan wejangan agar kita waspada dengan ancaman HIV/AIDS akibat perilaku beresiko tinggi wejangan inipun berlaku untuk Raksasa Burisrowo (Pono), Buto Cakil (Qiting) dan Citraksi (Pengkit yang fasih memerankan pemabok) yang sering menggunakan narkoba suntik sebelum menculik para istri Arjuno, sementara Gatotkoco kecil (diperan oleh Sulis, kecil tapi koq dah brengosen ya?) bertugas menjadi detektif mencari kedua tantenya dari tempat persembunyian Burisrowo.



Ada cerita dibalik proses ini yang cukup ruwet tapi menarik bagi kami jalani. Sejak pembuatan naskah yang digarap secara gotong royong, pemilihan sutradara yang saling menghindar dan menolak untuk ditunjuk namun akhirnya Pono bersedia dengan syarat yang lain juga jadi sutradara bayangan (gotong royong lagi), pemain yang selalu berubah-ubah, misalnya; tokoh Srikandi yang semula saat latihan dipegang oleh Mbak YS yang waria tulen tapi akhirnya digantikan Alyt karena ada keperluan mendadak (untung waktu itu rambut Alyt masih panjang),

Belum lagi permasalahan dana produksi, namun banyak tertolong oleh relasi Emily yang sampe-sampe mengundang dosennya dari Australi sono dan usaha kawan-kawan lainnya. Keperluan kostum sangat tertolong berkat bantuan pihak DKY yang memberikan kostum lengkap dari tokoh-tokoh pewayangan yang kami perlukan. Kami juga merasa harus berterimakasih kepada ASDRAFI yang bersedia menaungi selama proses latihan kami.



Pementasan ini juga tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama pihak remaja Srimartani dan Sumbermulyo yang juga aktif dalam penyiaran Rakom Srimartani dan Rakober (Radio Komunitas Sumbermulyo), bahkan informasi pementasan kami disiarkan lewat radio yang mereka bangun dari puing-puing reruntuhan akibat gempa, keuntungan lebih dahsyatnya lagi adalah pementasan dan talk show yang menghadirkan pembicara; Akivis PKBI DIY dan ODHA (penderita HIV), disiarkan secara langsung.



Yang ikut berproses;

Sutradara: Pono, dkk


Bung Yos, Sebagai; Arjuno


Emily, Sebagai; Sembodro


Alyt, Sebagai; Srikandi


Pono, Sebagai; Burisrowo


Adi Qting, Sebagai; Cakil


Sulis, Sebagai; Gatot Kaca


Pengkit, Sebagai; Citraksi


Gombloh, Sebagai; Semar


Ofy, Sebagai; Narada


Dita PB
, Sebagai Emban2

Dhita Endut, Sebagai; Wartawati

Lina, Sebagai Emban 3 dan Wartawati

Thank to Mbak Yeyeh for make up