Kamis, Juli 31, 2008

Pentas Teater Anak Melikan, “API BUKAN TUHAN”

Suasana latihan sambil menunggu waktu buka puasa


Salahsatu anak yang berperan sebagai sahabat nabi



Panggung pementasan adalah rumah mereka yang runtuh akibat gempa


Meskipun make upnya serem tapi namanya juga anak-anak jadi tetap lucu

Melikan-Bantul, 13 Oktober 2006

Proses pendampingan teater untuk anak-anak Melikan ini terhitung proses dadakan namun karena kawan-kawan Seko Nol sudah terbiasa dengan hal yang berkaitan dengan waktu yang mepet maka proses pendampingan teater hingga pementasan yang hanya membutuhkan waktu kurang dari dua minggu ini pun tetap disanggupi oleh kawan-kawan, selain yang meminta adalah kawan kami tetapi yang lebih memicu kami bersedia melatih adalah kehebatan anak-anak Melikan itu sendiri.


Belajar teater diantara sisa-sisa puing rumah mereka, ditambah lagi sedang puasa dan dikejar waktu pementasan untuk peringatan Nuzulul Quran, hal ini tidak mengurangi sedikit pun semangat anak-anak untuk terus berlatih. Ada sekitar dua puluh anak yang terlibat dalam pementasan yang mengangkat tema tentang kesesatan manusia jaman jahiliyah yang memuja api, bukan Tuhan. Cerita yang mengambil setting jazirah Arab ini yang nota bene berbau nuansa padang pasir tidak membuat gentar bagian kostum, setting dan properti. Kostum disiasati dengan baju-baju yang biasa mereka kenakan untuk TPA, setting padang pasir diperkuat dengan peran kambing yang seolah-olah menjadi Unta meskipun empat membuat keonaran ketika pentas kambing tersebut terlepas lari menuju tim musik yang mendadak panik. Sementara nuansa padang pasir semakin diperkuat dengan permainan musik rebana yang dimainkan oleh anak-anak juga.


Proses pembuatan naskah dadakanpun dikerjakan secara keroyokan oleh Alyt, Pono, Bung Yos dan Sulis begitu juga saat memfasilitasi latihan teater. Kekaguman para orang tua terpancar ketika menyaksikan sendiri pementasan anak-anak mereka, begitu juga kami para fasilitator latihan. Pementasan sederhana ini menjadi pementasan akbar bagi anak-anak meskipun baru pertamakali mengikuti latihan terlebih mementaskan naskah teater anak namun mereka tidak ragu untuk ikut lagi dalam pementasan berikutnya, hal ini kami ketahui setelah selesai pementasan hampir semua anak bersedia ketika kami usulkan latihan untuk pentas kesempatan lainnya lagi.

Tidak ada komentar: