Selasa, Juli 22, 2008

Pentas Wayang Wong Edan

Eeee... Buto Cakil ... Petakilan..

Mau berburu nih Jeng?


Professional Make Up Artist (Mbak Yeye) lagi sibuk




Wooow... Udhel mu SEXY bro!.. Heehhee lu belum tau ada yg lebih sexy dr itu (Endok mu! paling Qiting komentar gitu)


(Dewa Narada lagi marahin Arjuno yang Nakal suka jajan sembarangan)



(Wah Kalo Sembodro-nya Bule cantik gini pasti jadi incaran para penculik termasuk Burisrowo)



(Kalo Arjuno suka tidur disaat genting begini mana bisa diandalkan!)






(Sayang ya Kang, Diajeng Sembodro sudah dideportasi ke Australia)

(Gak cuma dalam Peran, Arjuno satu ini kebanyakan target. tentukan pilihan dong!)

(Maklumlah Sembodro import jadi gak doyan nginang)


(Mas, Eh Mbak... make upnya belum selesai tuh.. serem)



(Gara-gara Make Up kelamaan Arjuno jadi masuk angin... kerokan deh)


(Mau tau muka ku sebelum di make up? Weeks)

(Ini Susu Aku mana punya kamu!)






(Gatot siap beraksi Oom)


Pementasan Teater Wayang Wong Edan dengan lakon “Arjuno ke Taman Memolo”
Srimartani, Piyungan (5 Desember 2006) dan Ganjuran Sumbermulyo (7 Desember 2006) dalam rangka Hari Aids Sedunia


Masyarakat Bantul perlu hiburan dan lebih dari itu mereka juga perlu informasi seputar HIV/AIDS. Wayang Wong Edang mengambil konsep Goro-goro yang biasa ditampilkan dalam Kesenian Ketoprak atau Wayang Kulit, kami sadar bahwa jika menyampaikan informasi seberat HIV/AIDS akan sulit dicerna oleh masyarakat awam terlebih mereka masih trauma akibat bencana gempa bumi karenanya kami berupaya merancang suatu bentuk kolaborasi hiburan-informasi (info-tainment) ini karena masyarakat butuh hiburan segar.



Kisah yang diambil seputar kehidupan Arjuno yang dalam dunia pewayangan terkenal sebagai Play Boy, memiliki dua orang istri (yang ketahuan, yang gak ketahuan entah berapa). Kehidupan Arjuno ini menurut kami cukup beresiko tinggi terkena HIV/AIDS, mungkin karena jaman dulu tidak mengenal HIV tapi bukan berarti HIV tidak ada.
Lewat guyonan segar kami berharap informasi tentang HIV/AIDS dapat tercerna, tokoh Arjuno (Bung Yos) yang muncul dengan kondisi sakit-sakitan lemah, letih dan sering minta kerokan istrinya Sembodro yang diimport langsung dari Australi (diperankan Emily) dan Srikandi (Alyt terkesan seperti waria disini) memberikan sebuah nuansa kecerian tersendiri. Kondisi Arjuno yang semakin menyedihkan ini akhirnya membuat repot Dewa Narada (Ofy dengan logat ngapaknya) yang terpaksa harus turun dari kayangan dan dibantu dengan Semar (postur tubuh Gombloh cukup mendukung) yang memberikan wejangan agar kita waspada dengan ancaman HIV/AIDS akibat perilaku beresiko tinggi wejangan inipun berlaku untuk Raksasa Burisrowo (Pono), Buto Cakil (Qiting) dan Citraksi (Pengkit yang fasih memerankan pemabok) yang sering menggunakan narkoba suntik sebelum menculik para istri Arjuno, sementara Gatotkoco kecil (diperan oleh Sulis, kecil tapi koq dah brengosen ya?) bertugas menjadi detektif mencari kedua tantenya dari tempat persembunyian Burisrowo.



Ada cerita dibalik proses ini yang cukup ruwet tapi menarik bagi kami jalani. Sejak pembuatan naskah yang digarap secara gotong royong, pemilihan sutradara yang saling menghindar dan menolak untuk ditunjuk namun akhirnya Pono bersedia dengan syarat yang lain juga jadi sutradara bayangan (gotong royong lagi), pemain yang selalu berubah-ubah, misalnya; tokoh Srikandi yang semula saat latihan dipegang oleh Mbak YS yang waria tulen tapi akhirnya digantikan Alyt karena ada keperluan mendadak (untung waktu itu rambut Alyt masih panjang),

Belum lagi permasalahan dana produksi, namun banyak tertolong oleh relasi Emily yang sampe-sampe mengundang dosennya dari Australi sono dan usaha kawan-kawan lainnya. Keperluan kostum sangat tertolong berkat bantuan pihak DKY yang memberikan kostum lengkap dari tokoh-tokoh pewayangan yang kami perlukan. Kami juga merasa harus berterimakasih kepada ASDRAFI yang bersedia menaungi selama proses latihan kami.



Pementasan ini juga tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama pihak remaja Srimartani dan Sumbermulyo yang juga aktif dalam penyiaran Rakom Srimartani dan Rakober (Radio Komunitas Sumbermulyo), bahkan informasi pementasan kami disiarkan lewat radio yang mereka bangun dari puing-puing reruntuhan akibat gempa, keuntungan lebih dahsyatnya lagi adalah pementasan dan talk show yang menghadirkan pembicara; Akivis PKBI DIY dan ODHA (penderita HIV), disiarkan secara langsung.



Yang ikut berproses;

Sutradara: Pono, dkk


Bung Yos, Sebagai; Arjuno


Emily, Sebagai; Sembodro


Alyt, Sebagai; Srikandi


Pono, Sebagai; Burisrowo


Adi Qting, Sebagai; Cakil


Sulis, Sebagai; Gatot Kaca


Pengkit, Sebagai; Citraksi


Gombloh, Sebagai; Semar


Ofy, Sebagai; Narada


Dita PB
, Sebagai Emban2

Dhita Endut, Sebagai; Wartawati

Lina, Sebagai Emban 3 dan Wartawati

Thank to Mbak Yeyeh for make up


2 komentar:

Koelit Ketjil mengatakan...

Akh Aku masih ingat Pementasan Ini!
tapi kapan kawan kita bisa ber-teater lagi?

Unknown mengatakan...

truskan perjuanganmu kawan...good luck......



remember me...???

ALUMNUS ANJAL ABA